Ad Code

Responsive Advertisement

Penemu Air dalam Kemasan





    Pencetus air minum kemasan pertama di Indonesia bernama Hendrik Freerk Tillema.Hendrik Freerk Tillema (1870-1952) adalah seorang apoteker Belanda, pengusaha, etnografer dan fotografer otodidak, pelobi dan advokat untuk standar higienis di wilayah jajahan, yang tinggal di Hindia Belanda selama dua puluh tahun hidupnya hingga Perang Dunia I. Foto-foto dan film yang dihasilkan atau dikumpulkan Tillema selama masa kolonialnya di Indonesia tersimpan di arsip Museum voor Volkenkunde, Tropenmuseum, dan Museum Film Eye. Dengan latar belakang beberapa wabah kolera, di Semarang, ia membangun pabrik air minum dalam kemasan pertama di Hindia Belanda. Usaha ini membuatnya kaya; membukakan pintu baginya untuk masuk ke dalam klub-klub industrialis eksklusif dan politik lokal dan nasional. Yang terpenting, perusahaan ini secara langsung mendukung ekspedisi, observasi, dan publikasi yang dilakukannya. Namun, kegiatan kewirausahaan dan propagandanya jarang diperhitungkan ketika berbicara tentang karya fotografi dan film etnografinya.

    Setelah wabah kolera tahun 1910 di Semarang, Tillema memulai apa yang kemudian menjadi perjuangan seumur hidupnya: menyadarkan pemerintah Belanda akan bahaya kondisi tidak higienis di kampung-kampung. Tillema menulis banyak publikasi tentang kebersihan dan urbanisme di wilayah koloni, antara lain publikasi enam jilid Kromoblanda (1915-23). Sepanjang karyanya, Tillema menggunakan teknik montase - baik secara visual maupun konseptual - untuk menghasilkan makna dan efek dari penjajaran yang kontras antara pengamatan dan niat, antara primitif dan modern. Perbedaan gaya yang signifikan muncul dalam berbagai jenis materi komunikasi: mulai dari iklan air minum dalam kemasan dan soda perusahaannya, hingga laporan yang ditujukan kepada pemerintah kolonial dan pemerintah pusat di Den Haag.

    Ide-idenya sesuai dengan wacana ilmiah dan medis modern yang lebih luas tentang kebersihan dan urbanisme, memperkuat pemisahan spasial dan rasial melalui ketakutan akan kontaminasi, melalui pencemaran lingkungan dan tubuh.




Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu