New Scientist pernah menggambarkan Isaac Newton sebagai "tokoh jenius dan paling misterius dalam sejarah ilmu pengetahuan." Tiga penemuan terbesarnya - teori gravitasi universal, sifat cahaya putih, dan kalkulus - adalah alasan mengapa ia dianggap sebagai tokoh penting dalam sejarah sains.

    Teori gravitasi universal Newton mengatakan bahwa setiap partikel di alam semesta menarik setiap partikel lainnya melalui gaya gravitasi. Teori ini membantu kita memprediksi bagaimana objek sebesar planet dan sekecil molekul yang bertabrakan akan berinteraksi; teori ini menunjukkan kepada kita bagaimana gempa bumi menggetarkan kerak bumi dan bagaimana membangun bangunan yang dapat menahannya. Persamaan sederhana untuk gravitasi universal, yang ditulisnya pada tahun 1666 ketika ia berusia 23 tahun, membantu menggulingkan lebih dari seribu tahun pemikiran Aristoteles (yang diperkuat oleh astronom Yunani Claudius Ptolemeus) yang mengatakan bahwa benda hanya bergerak jika ada kekuatan eksternal yang mendorong gerakan itu.

    Newton juga merupakan orang pertama yang memahami pelangi, dan membiaskan cahaya putih dengan prisma ke dalam warna-warna komponennya dan kembali lagi ke cahaya putih, membangun bukti eksperimental yang kokoh dalam menghadapi kritik keras dari orang-orang sezamannya. Salah satu produk sampingan dari eksperimennya dengan cahaya adalah teleskop Newton, yang masih digunakan secara luas hingga saat ini. Teleskop Newtonian menggunakan cermin pemantul untuk menghindari distorsi warna dan efek pelangi yang menimpa teleskop yang menggunakan lensa.